Inilah Bukti Kekayaan Indonesia. Delapan Buah Danau ini, sulit dicari tandingannya di dunia karena keunikannya, dan wajib berada dalam daftar tempat-tempat yang akan anda kunjungi …
1. Danau Diatas dan Danau Dibawah
Terletak di pinggir jalan raya Padang-Muaralabuh-Kerinci, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Di kawasan ini terdapat dua danau yaitu danau yang bernama Danau di Atas dan danau yang bernama Danau di Bawah.
Jika dari Pasar Simpang, di sini ada dua simpang, simpang di kanan
dengan jalan menurun merupakan jalan ke Danau Diatas, di mana danaunya
terlihat dengan jelas karena berada di bawah.
Sedangkan simpang lainnya yang berada di kiri merupakan jalan
mendaki. Jalan ini menuju Danau Dibawah. Nama kedua danau yang
kontradiktif dengan lokasinya ini, sering membuat pengunjung bertanya,
kenapa danau yang terletak di atas bukit dinamakan Danau Dibawah,
sedangkan yang berada di bawah bukit atau di bawah jalan dinamakan Danau
Diatas.
Itu karena meski terletak di atas bukit, ketinggian permukaan air Danau Dibawah sama tingginya dengan dasar danau Danau Diatas.
Danau Diatas dengan luas 17,20 meter persegi, panjang 6,25 km dan
lebar 2,75 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1.600 meter di
atas permukaan laut (m dpl). Danau ini cukup dangkal, dengan bagian
terdalam hanya 44 meter.
Sedangkan permukaan air Danau Dibawah berada pada ketinggian 1.566
mdpl. Artinya, permukaan airnya sama tinggi dengan dasar air Danau
Diatas. Namun, danau yang memiliki luas 16.90 meter persegi, panjang
5,62 km dan lebar 3,00 km ini sangat dalam, yaitu 886 meter.
Danau ini juga disebut sebagai kawasan Danau Kembar karena kedua
danau terletak berdampingan yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kita
bisa membuktikan kemiripan kedua danau dengan menaiki puncak bukit di
antara Danau di Atas dan Danau di Bawah. Bukit tersebut masih bagian
dari Bukit Barisan. Untuk berkeliling Danau di Atas, wisatawan bisa ikut
kapal motor antar nagari yang biasa digunakan petani setempat. Tapi
untuk Danau di Bawah, wisatawan tidak bisa berkeliling naik kapal.
2. Danau Pagaralam
Danau yang satu ini lain daripada yang lain. Bila biasanya air danau berwarna jernih, hijau atau biru maka di Danau Pagaralam ini airnya berwarna merah darah. Danau Pagaralam berlokasi di perbukitan Raje Mandare, di perbatasan antara Kota Pagaralam dan Kaur, Propinsi Bengkulu.
Danau seluas 6 hektar ini ditemukan pada tahun 2010 oleh masyarakat
sekitar dan sempat membuat heboh karena warna airnya yang tak biasa itu.
Ada hal unik mengenai air danau ini. Walau berwarna merah darah, namun
saat kita mengambil airnya dengan tangan atau wadah maka airnya berwarna
seperti air pada umumnya. Menurut warga sekitar, pada malam hari di
lokasi sekitar danau ini akan tercium aroma pandan.
Keunikan lain yang ditawarkan Danau Pagaralam tidak hanya sebatas
itu. Satwa yang ada di sekitar Danau Pagaralam pun juga mempunyai
keunikan tersendiri, seperti ditemukannya kelabang raksasa dengan lebar
30 cm dan panjang 50 cm, kerbau memiliki sarang lebah di telinganya,
beberapa burung terlihat memiliki ukuran yang cukup besar. Walaupun
mempunyai penampakan yang tidak lazim, namun hewan-hewan tersebut tampak
jinak.
Di sekitar danau terdapat banyak sisa-sisa bangunan yang diyakini
sebagai sisa candi dari sebuah kerajaan di masa lampau. Hingga saat ini
masih berlanjut penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog mengenai
hal tersebut.
Keberadaan obyek wisata yang menawarkan keunikan dan kemistisan ini
patut kamu kunjungi bagi kamu yang menyukai tantangan. Kenapa? Karena
lokasi Danau Pagaralam tergolong sangat sulit ditempuh. Persiapkan fisik
dan perlengkapan sebelum menuju Danau Pagaralam. Sebaiknya membawa
rekan yang berpengalaman dalam menjelajah hutan jika kamu sama sekali
belum berpengalaman dalam menjelajah hutan karena untuk mencapai Danau
Pagaralam kamu harus menyusuri hutan yang panjang.
3. Danau Kakaban
Danau Kakaban, adalah air laut yang terperangkap di Pulau Kakaban, Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, ditambah dengan air dari dalam tanah dan air hujan sejak 2 juta tahun lalu. Danau Kakaban merupakan danau prasejarah yaitu zaman peralihan Holosin. Luasnya sekitar 5 km², berdinding karang terjal setinggi 50 meter, yang mengakibatkan air laut yang terperangkap tidak lagi bisa keluar, menjadi danau.
Karena perubahan dan evolusi yang cukup lama oleh air hujan dan air
tanah, air danau ini kemudian menjadi lebih tawar dibandingkan laut yang
ada di sekitarnya. Perubahan ini berdampak juga pada adaptasi fauna
laut yang ada di dalam danau itu. Ubur-ubur misalnya, karena terbatasnya
makanan, akhirnya beradaptasi dengan melakukan simbiose mutualistis
dengan algae. Algae adalah penghasil makanan dan harus memasak makanan
dengan bantuan sinar matahari. Selama ribuan tahun danau di tengah laut
ini tentu saja menciptakan suatu ekosistem tersendiri yang sangat unik.
Danau kakaban saat ini merupakan habitat dari empat spesies ubur-ubur
yang tidak menyengat. Nah, satu-satunya tempat dengan spesies ubur-ubur
serupa di bumi adalah di Palau, Kepulauan Micronesia.
4. Danau Labuan Cermin
Danau Labuan Cermin terletak dekat dengan desa Batu Putih, kecamatan Biduk-biduk, Berau Kalimantan Timur. Danau ini memiliki pemandangan alam yang indah dan suasana yang masih alami, dengan airnya yang begitu biru, mengkilap seperti cermin, tak heran danau ini juga disebut Mirror Lake karena orang dapat melihat refleksi di atasnya.
Hal yang membuat danau Labuan Cermin berbeda dari danau kebanyakan
adalah bahwa danau ini memiliki dua jenis air, yaitu air tawar dan air
asin, dan kedua jenis air ini tidak bercampur. Inilah yang dikenal
dengan fenomena Haloklin. Tidak hanya itu, dua jenis organisme air juga
hidup di Danau ini.
Ikan air tawar hidup di permukaan Danau sedangkan ikan air asin hidup
di dasar danau, karena kedua jenis air tidak bercampur. Batas air laut
dan air tawar ini terlihat seperti awan lapisan di dalam danau. Lapisan
yang seperti lumpur putih di danau diduga hasil dari dekomposisi
organisme yang terjebak. Ketebalan lapisan air tawar dan air asin dapat
berubah sesuai dengan pasang surut air laut.
Tapi pesona dan keindahan yang terletak di Labuan Cermin, kini mulai
terganggu dengan kegiatan logging di sekitar danau yang mulai mengganggu
kehidupan ekosistem dan kualitas air di lokasi.
5. Danau Satonda
Danau Satonda terletak di tengah pulau Satonda dan termasuk wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dua ilmuwan Eropa bernama Stephan Kempe dan Josef Kazmierczak meneliti Danau Satonda pada tahun 1984, 1989 dan 1996. Hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa Satonda adalah fenomena langka karena airnya yang asin dengan tingkat kebasaan (alkalinitas) sangat tinggi dibandingkan air laut umumnya. Keduanya berpendapat, basin Satonda muncul bersamaan dengan terbentuknya kawah tua yang berumur lebih dari 10.000 tahun lalu.
Berkaitan efek letusan Gunung Tambora, keberadaan danau air asin di
kawah Satonda adalah salah satu dampak yang unik dan menarik untuk
dikaji. Kawah Satonda menyerupai angka delapan dengan diameter
masing-masing 950 meter (sebelah Selatan) dan 400 meter (sebelah Timur).
Danau purba ini terbentuk dari letusan Gunung Satonda beribu-ribu tahun
lalu. Gunung api Satonda konon berumur lebih tua dari Gunung Tambora,
atau tumbuh bersamaan dengan beberapa gunung api parasit yang tersebar
di sekeliling Tambora. Danau yang terbentuk di kawah Satonda dulunya
terisi air tawar; letusan Gunung Tambora yang mengakibatkan tsunami
mengantar air laut mengisi kawah tersebut dan mengubahnya menjadi danau
air asin hingga hari ini
Danau Sentarum
Danau unik atau aneh lainnya adalah Danau Sentarum. Danau ini terletak di sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang menuju Laut China Selatan. Sebenarnya danau ini adalah daerah hamparan banjir (lebak lebung /floodplain). Karena letaknya berada di tengah-tengah jajaran pegunungan, kawasan ini menjadi daerah tangkapan hujan.
Danau unik atau aneh lainnya adalah Danau Sentarum. Danau ini terletak di sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang menuju Laut China Selatan. Sebenarnya danau ini adalah daerah hamparan banjir (lebak lebung /floodplain). Karena letaknya berada di tengah-tengah jajaran pegunungan, kawasan ini menjadi daerah tangkapan hujan.
Danau Sentarum merupakan danau musiman. Saat musim penghujan Komplek
Danau Sentarum akan terendam air akibat aliran air dari pegunungan di
sekelilingnya dan dari luapan Sungai Kapuas. Tapi saat musim kemarau,
Danau Sentarum menjadi hamparan kering dan terkadang ditumbuhi rumput
seperti padang golf. Danau atau padang?
6. Danau Kelimutu
Taman Nasional Kelimutu merupakan taman nasional terkecil dari enam taman nasional di Bali dan Nusa Tenggara. Akan tetapi, ukuranya tidak begitu penting ketika Anda menyaksikan keindahan alam yang ditawarkan taman nasional ini. Di sini terdapat tiga danau yang terletak di puncak Gunung Kelimutu, ketiga danau tersebut memiliki nama yang sama dan popular dikenal sebagai Danau kelimutu. Setiap danau memiliki warna dan arti masing-masing. Ketiga danau itu diyakini merupakan tempat bersemayamnya roh-roh dan juga diyakini memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Ada danau-danau lain di dunia ini yang airnya dapat berubah warna,
namun semuanya dapat diprediksi. Sedangkan perubahan warna air Danau
Kelimutu tidak dapat diprediksi. Kadang-kadang, warnanya bisa biru,
hijau dan hitam dan lain waktu bisa berwarna putih, merah dan biru dan
beberapa waktu yang lalu berwarna coklat tua.
Secara ilmiah perubahan warna Danau Kelimutu merupakan faktor
kandungan mineral, lumut dan batu-batuan di dalam kawah dan juga
pengaruh cahaya Matahari. Para ilmuwan yakin bahwa danau ini terbentuk
dari erupsi gunung vulkanik pada zaman purba. Fenomena ini telah menarik
perhatian para ahli geologi karena keberadaan danau yang memiliki tiga
warna yang berbeda namun berada di gunung yang sama ini. Masyarakat
lokal di Moni, yakin bahwa orang-orang yang tinggal di sekitar danau
telah berbuat jahat dan meninggal.
sumber
0 comments:
Post a Comment