Story
Beberapa hari terakhir ini, pekerjaan rasanya begitu menekan. Berbagai tugas yang seakan tumplek dimejaku bikin hati rasa nyesek, pikiran pengen meledak dan ingin menyerah saja rasanya. Menyerah? Ya, berhenti kerja dan cari kerjaan baru.
Tapi bukan hanya itu yang bikin aku rasanya males berangkat ke kantor. Dengan mengendarai kendaraan roda dua ke kantor, aku sudah beberapa kali mengalami kecelakaan bermotor. Dan yang terbaru baru akhir minggu kemarin, sebelum week end, di satu hari yang sama, dua kali motorku di seruduk dari belakang. Pengen marah! Pastinya, tapi herannya aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun sama orang-orang yang nabrak aku. Termasuk kata maaf, kepada salah seorang yang dengan cukup rendah hati mengakui salah dan minta maaf sama aku berulang-ulang. Muangkel… itu kata orang Jawa. After all, setelah di rumah, aku berdoa untuk melepaskan pengampunan buat dia sih..
Ya, pemikiran pulang pergi kerja yang membuatku mempertaruhkan nyawa sempat menambah alasanku untuk makin putus asa atas semua yang aku kerjakan. Kembali aku ulang pertanyaan yang dulu pernah dan sering aku tanyakan : WHY LORD!??
But deep down in my heart I know what is my calling.
Hari ini, sebuah pemikiran muncul, jika aku harus membuat para malaikat bekerja keras untuk menjaga keselamatanku, itu berarti apa yang ku kerjakan sekarang cukup berharga untuk dikerjakan. Bagaimana tidak, aku sudah mengalami kecelakaan mungkin sudah lebih dari jumlah jari tanganku (jari tanganku lengkap ya… ;) ).
Mungkin Anda pernah punya pengalaman seperti saya, ya, seperti saya yang sudah beberapa kali mengalami kejenuhan dengan apa yang saya kerjakan (karena saya termasuk jenis orang yang cepat bosan), bahkan sekalipun saya tahu dampak yang saya kerjakan dan saya suka dengan apa yang saya kerjakan. Tapi itu adalah sebuah proses, itu menurut saya.
Ini adalah proses yang harus saya jalani. Setiap tekanan adalah sesuatu yang menyadarkan saya bahwa saya masih hidup, dan saya butuh anugrah Tuhan untuk menjalaninya. Jika hidup saya mulus dan selalu baik-baik saja, maka saya bisa lupa Tuhan dan tidak membutuhkan Dia lagi.
Jadi, seperti yang dikatakan Daud dan merupakan salah satu ayat favorit saya, mari kita katakan hal ini bersama: Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. (Mazmur 119:71).
Jadi, jika hari ini Anda mengalami masa-masa burn out, tertekan, bosan, jangan buru-buru lari dulu. Cobalah hadapi, dan tanyalah Tuhan cara menghadapinya. Jika Anda berhasil mengatasinya, percayalah, Anda akan tampil menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semangat!
Sumber : Maholtra
Jika Aku Tertekan, Itu Baik Bagiku
10:21 AM
No Comments
Beberapa hari terakhir ini, pekerjaan rasanya begitu menekan. Berbagai tugas yang seakan tumplek dimejaku bikin hati rasa nyesek, pikiran pengen meledak dan ingin menyerah saja rasanya. Menyerah? Ya, berhenti kerja dan cari kerjaan baru.
Tapi bukan hanya itu yang bikin aku rasanya males berangkat ke kantor. Dengan mengendarai kendaraan roda dua ke kantor, aku sudah beberapa kali mengalami kecelakaan bermotor. Dan yang terbaru baru akhir minggu kemarin, sebelum week end, di satu hari yang sama, dua kali motorku di seruduk dari belakang. Pengen marah! Pastinya, tapi herannya aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun sama orang-orang yang nabrak aku. Termasuk kata maaf, kepada salah seorang yang dengan cukup rendah hati mengakui salah dan minta maaf sama aku berulang-ulang. Muangkel… itu kata orang Jawa. After all, setelah di rumah, aku berdoa untuk melepaskan pengampunan buat dia sih..
Ya, pemikiran pulang pergi kerja yang membuatku mempertaruhkan nyawa sempat menambah alasanku untuk makin putus asa atas semua yang aku kerjakan. Kembali aku ulang pertanyaan yang dulu pernah dan sering aku tanyakan : WHY LORD!??
But deep down in my heart I know what is my calling.
Hari ini, sebuah pemikiran muncul, jika aku harus membuat para malaikat bekerja keras untuk menjaga keselamatanku, itu berarti apa yang ku kerjakan sekarang cukup berharga untuk dikerjakan. Bagaimana tidak, aku sudah mengalami kecelakaan mungkin sudah lebih dari jumlah jari tanganku (jari tanganku lengkap ya… ;) ).
Mungkin Anda pernah punya pengalaman seperti saya, ya, seperti saya yang sudah beberapa kali mengalami kejenuhan dengan apa yang saya kerjakan (karena saya termasuk jenis orang yang cepat bosan), bahkan sekalipun saya tahu dampak yang saya kerjakan dan saya suka dengan apa yang saya kerjakan. Tapi itu adalah sebuah proses, itu menurut saya.
Ini adalah proses yang harus saya jalani. Setiap tekanan adalah sesuatu yang menyadarkan saya bahwa saya masih hidup, dan saya butuh anugrah Tuhan untuk menjalaninya. Jika hidup saya mulus dan selalu baik-baik saja, maka saya bisa lupa Tuhan dan tidak membutuhkan Dia lagi.
Jadi, seperti yang dikatakan Daud dan merupakan salah satu ayat favorit saya, mari kita katakan hal ini bersama: Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. (Mazmur 119:71).
Jadi, jika hari ini Anda mengalami masa-masa burn out, tertekan, bosan, jangan buru-buru lari dulu. Cobalah hadapi, dan tanyalah Tuhan cara menghadapinya. Jika Anda berhasil mengatasinya, percayalah, Anda akan tampil menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semangat!
Sumber : Maholtra
0 comments:
Post a Comment