KOMPAS.com - Anda memiliki ide bagus bisnis dan bermimpi menjadi sukses hanya dalam beberapa tahun? Nah, Susan Feldman dan Alison Pincus, pendiri situs penjualan interior eksklusif, One Kings Lane, bukti hidup semua itu mungkin. Hanya dalam tiga tahun, duo dinamis ini membangun sebuah perusahaan dengan pendapatan diperkirakan 200 juta dolar AS (sekitar 1,9 triliun rupiah). Berikut rahasia sukses memulai bisnis mereka.

Langkah 1: Mencari peluang
Saat ingin memulai bisnis, mulailah dengan bertanya pada diri sendiri: apa yang kurang?" imbuh Susan Feldman, mantan Merchandising Executive, One Kings Lane ini. Saat memulai bisnis Susan melihat bahwa meskipun sudah ada toko perabot rumah di Los Angeles, ia menemukan bahwa pengalaman belanja online membuat frustasi. Dari situlah ide One Kings Lane dibuat.

Langkah 2: Mengetahui target pembeli
Pertanyaan kedua yang harus timbul: siapa pelanggan saya dan apa yang mereka butuhkan? Setelah Anda mampu mengidentifikasi siapa pelanggan Anda, baru Anda bisa memilih barang atau jasa yang mampu memenuhi kebutuhan mereka.  Alison dan Susan sadar sejak awal, bahwa pelanggan mereka adalah perempuan dengan selera yang tinggi. Dari sana, mereka mampu untuk tidak hanya membuat desain situs yang menarik tetapi juga menyediakan barang yang tepat sekaligus pengalaman berbelanja yang menyenangkan.

Langkah 3: Ikuti insting Anda
Susan dan Alison menegaskan langkah berikutnya adalah Anda harus benar-benar yakin dengan usaha yang akan Anda jalankan. Susan mengenang bahwa
One Kings Lane didirikan di tengah resesi yang terjadi di Amerika. Sebuah masa yang jauh dari ideal untuk meluncurkan sebuah situs belanja online! Meskipun begitu, Susan dan Alison merasa percaya diri dan memutuskan untuk tetap maju.

Langkah 4: Jadi yang pertama
Alison dan Susan sama-sama sepakat menjadi yang pertama di pasar adalah kunci keberhasilan mereka. Mereka menerapkan nasihat yang diberikan oleh suami mereka, bahwa yang pertama muncul di pasar sering berhasil, kedua dan ketiga biasanya hanya bertahan hidup, tapi sisanya perusahaan berkelahi habis-habisan di pasar buat meraih untung. Jika Anda memiliki ide bagus, terutama yang belum pernah dilakukan sebelumnya, pastikan bahwa Anda bekerja keras untuk meluncurkan sesegera mungkin.

Langkah 5: Mencari mitra yang sehati
Dalam menjalankan bisnisnya, Alison dan Susan bekerja keras dengan jam kerja yang panjang, terutama pada masa awal bisnis mereka. Namun, karena keduanya sama-sama bekerja didorong oleh semangat untuk berhasil sehingga satu sama lain tidak pernah timbul perasaan iri hati atau merasa bekerja lebih keras dari yang lain. Ketika bisnis berkembang, mereka memastikan bahwa semua orang yang mereka sewa sama-sama termotivasi."Penting untuk memperkerjakan orang penuh penuh gairah, inspirasi dan pintar,"ujar Susan. Jangan pernah lupa bahwa pemain yang kuat membangun merek yang kuat.
Membangun usaha adalah keinginan banyak orang. Selain menghasilkan uang, dengan usaha, dapat memberi lapangan pekerjaan bagi orang lain. Sayangnya banyak orang yang kesulitan untuk memulai usaha.
 
Lalu bagaimana cara memulai usaha baru dari nol? Sejumlah entrepreneur yang memiliki nama besar pernah berujar, modal untuk memulai usaha cuma satu, yakni mempunyai impian. Karena dengan impian Anda dapat menciptakan ide usaha yang luar biasa, hingga akhirnya ide usaha tersebut direalisasikan menjadi sebuah peluang usaha baru yang menguntungkan.
 
Kunci kesuksesan memulai usaha adalah berani menjadikan mimpi kita menjadi ide bisnis yang nyata. Jangan pernah takut gagal dalam memulai bisnis, karena setiap kegagalan akan memberikan pelajaran berharga bagi langkah bisnis Anda.
 
Berikut adalah tips sederhana bagi Anda yang ingin memulai usaha:

1. Tentukan mimpi dan ide usaha Setelah Anda memiliki mimpi, tentukan ide usaha. Sesuaikan usaha yang akan dibuka dengan kemampuan, minat atau bakat yang miliki. Namun tetap tanpa meninggalkan faktor peluang pasar yang ada di masyarakat. Banyak pengusaha sukses, karena memilih bidang usaha yang mereka sukai. Dengan demikian, Anda akan selalu berusaha mengembangkan bisnis yang dimiliki, dengan perasaan senang hati tanpa ada kejenuhan ataupun rasa bosan yang sering muncul.

Selain itu, ide usaha juga dapat dilakukan dengan memulai usaha yang belum pernah ada di pasaran, sehingga terkesan unik dan menarik, atau membuka usaha yang telah banyak dipasaran namun memiliki peluang pasar yang masih besar.

2. Ciptakan visi dan misi
Sebuah usaha harus mempunyai visi dan misi yang jelas, sehingga tujuan dan langkah usaha tersebut dapat terstruktur dengan baik untuk menunjang pengembangan usaha yang dibangun.

3. Aksi

Sebaik apapun ide usaha, tidak akan pernah menjadi usaha yang sukses jika Anda tidak segera bertindak. Mulailah usaha yang kita rencanakan dengan penuh keyakinan dan ketekunan, karena menjalankan sebuah usaha hingga mencapai kesuksesan membutuhkan perjuangan dan perjalanan yang cukup panjang dengan kerja keras yang harus dijalankan.

4. Selalu belajar dan lakukan pengamatan

Amati pengusaha yang telah sukses dengan bidang yang sama. Bila usaha Anda tergolong baru amatilah strategi manajemen yang mereka gunakan. Hal penting lainnya yaitu perdalam pengetahuan mengenai semua hal yang berhubungan dengan bisnis yang Ansa jalankan, agar produk kita bisa lebih inovatif.

5. Hadapi dan nikmati hambatan

Membangun sebuah usaha hingga sukses tidak mudah. Pasti akan ada hambatan dan resiko kegagalan hampir selalu membayangi setiap usaha. Untuk itu, sebaiknya Anda harus selalu berpikiran positif terhadap hambatan, karena dalam tiap kesulitan akan ada kemudahan jika kita mau bekerja keras.

Tanpa kita sadari, dalam keadaan terdesak kreativitas seseorang akan meningkat untuk mencari solusi dari masalah yang ada. Dengan menikmati hambatan usaha, akan menguatkan mental usaha  dan menambah kemampuan Anda dalam membangun usaha. (Dim) 
 
Beberapa waktu yang lalu saya membaca postingan dari anne ahira tentang bisnis plan. Inti dari artikel anne ahira tersebut adalah banyak sekali orang yang masih meremehkan perencanaan bisnis, padahal rencana bisnis adalah masalah yang teramat penting jika anda akan memulai usaha.

Setelah membaca artikel beliau, saya tergerak untuk kembali mengangkat tema tersebut. Pada postingan yang lalu saya telah menyinggung tentang masalah pentingnya proposal usaha. Kali ini saya akan coba berikan kepada anda contoh akibat langsung jika anda meremehkan sebuah perencanaan bisnis.
Bejo dan Trimbil adalah sepasang sahabat karib sejak masa kuliah. Mereka juga punya kesenangan yang sama, menyukai tantangan, sehingga mereka kerap bersaing. Setelah mereka lulus, mereka terpisah karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Akan tetapi setiap ada kesempatan, mereka berusaha untuk saling bertemu. Hingga suatu saat, mereka sama-sama mengikuti sebuah seminar bisnis. Begitu selesai, ternyata mereka berdua sepakat bahwa inilah yang mereka cari-cari selama ini.

Si Bejo langsung memutuskan untuk mencari bisnis. Akhirnya ia menemukan bisnis pertamanya, distributor produk consumer goods. Ia segera memulai usahanya dengan membeli produk tersebut dalam jumlah yang besar.

Ia kemudian memasang iklan untuk mencari seorang sales supervisor dan 8 orang salesman. Kemudian ia memutuskan untuk mencari agen. Ternyata dalam waktu cepat ia sudah mendapatkan seorang agen yang mau membeli dalam partai yang besar.

Bejo langsung merasakan keuntungannya. Pundi-pundi uangnya semakin banyak. Kemudian ia mendatangi si Trimbil. Ternyata si Trimbil belum memulai usahanya.

Ia sedang menulis tentang bagaimana nanti bisnisnya akan berjalan. Disindirnya si Trimbil tadi. Kata si Bejo, “Wah, kamu terlalu banyak pertimbangan. Nggak jalan-jalan usahamu. Bisnis itu yang penting langsung hajar. Praktek, nggak kebanyakan teori kayak kamu. Nih, aku dah untung banyak. Aku bisa jual sampai 1,5 ton per bulan”
Trimbil tetap santai. Ia lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Trimbil tidak silau akan dahsyatnya bisnis si Bejo. Ia lebih memilih untuk membuat perencanaan bisnis.

Ia memulainya dengan melakukan riset pemasaran. Trimbil tidak product oriented. Ia membuat masakan yang ia testerkan kepada 30 orang. Kritik dan saranpun berdatangan. Akhirnya ia bisa membuat makanan yang bisa memuaskan 30 responden tersebut.

Kemudian ia mempelajari bagaimana cara membaca laporan keuangan. Lima hari kemudian ia paham garis besarnya. Ia memilih untuk meng-hire seorang konsultan keuangan lepas buat mengerjakan laporan keuangannya tiap 3 bulan sekali.

Kemudian Trimbil menerapkan hukum pareto, mencari 10 lokasi yang pas buat usahanya, agar pertimbangannya banyak. Trimbil juga mulai mempelajari badan hukum. Mulai dari perusahaan perseorangan, firma, persekutuan komanditer dan perseroan terbatas. Semua ia pelajari dengan seksama.

Ia menghubungi temannya yang bekerja di bagian HRD untuk menanyakan bagaimana cara yang baik dalam mencari karyawan. Ia juga menanyakan bagaimana sistem penggajiannya, tunjangannya serta rancangan kontrak kerjanya.

Trimbil juga mencari tahu bagaimana jika nanti ternyata ia menggunakan investor. Ia memutuskan untuk mencari seorang pengacara bisnis. Ia tanyakan secara rinci bagaimana rancangan bahasa kontrak bisnis-nya. Semuanya ia tulis detail dalam sebuah perencanaan bisnis.

Tak terasa waktu sudah berjalan 6 bulan. Kemudian ia memutuskan untuk menengok si Bejo. Apa yang ia lihat sekarang ternyata berbeda dengan yang ia perkiraan. Si Bejo terlihat kusut. Bisnisnya hancur. Ia ditipu oleh agennya. Hal itu disebabkan karena ia sendiri yang membuat surat perjanjiannya. Ternyata surat perjanjiannya tidak kuat di mata hukum.

Kemudian ia tidak tahu bagaimana cara memantau kinerja salesnya. Banyak salesnya yang ternyata tidak turun ke lapangan. Gaji yang ia berikan ke supervisornya juga terlalu tinggi.

Ia tidak tahu sama sekali bagaimana cara memberikan gaji yang pas. Ia hanya mengira-ira saja. Dan parahnya, Bejo ditinggal oleh sales terbaiknya karena usahanya dinilai tidak berprospek.
Satu lagi yang yang membuat Bejo hancur, ia tidak menggunakan badan hukum. Begitu pihak pabrik meminta pertanggungjawaban atas barang yang ia ambil, ia tidak dapat melunasinya. Stok di gudang menumpuk karena sales terbaiknya pergi. Rumahnya disita buat melunasi hutangnya.

Bejo tidak tahu bahwa jika dia menggunakan PT, harta pribadinya bisa ia selamatkan. Investornya juga merasa dirugikan. Ia merasa ditipu oleh si Bejo. Ternyata ia tidak membuat perjanjian dengan investor tentang bagaimana nantinya jika perusahaan merugi. Ia beranggapan karena investornya adalah teman dekatnya, ia tidak perlu membuat kontrak bisnis dengannya.

Apa yang bisa anda pelajari dari mereka berdua? Bejo tidak merencanakan kesuksesan. Walaupun mengambil tindakan adalah bagian terpenting dalam memulai sebuah bisnis baru, Bejo tidak mempersiapkan diri untuk belajar dasar-dasar kepemilikian sebuah bisnis. Ia terpaksa harus mengecap pahitnya dunia bisnis yang nyata, bangkrut dan kehilangan uang.

Sebuah perencanaan bisnis bukan hanya lembaran kertas yang fungsinya untuk mencari investor. Bukan buat gaya-gayaan, bukan juga seperti tugas kuliah biar bisa dapat nilai A. Perencanaan bisnis tidak hanya sebuah peta perjalanan.

Perencanaan bisnis adalah sebuah daftar tentang hal-hal yang harus anda kerjakan dalam urutan yang benar. Perencanaan bisnis jangan diartikan sebagai “membuat bisnis yang terlalu sempurna” atau perfeksionis atau terlalu bertele-tele. Tetapi perencanaan bisnis bisa anda gunakan untuk mengelola dan meminimalisir resiko kegagalan.

Anda tahu siapa analogi karakter si Bejo diatas? Itulah saya dulu pada waktu awal memulai bisnis. Meremehkan perencanaan bisnis, terlalu terburu-buru dan yakin semuanya bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya bisnis plan.

Jangan sampai anda seperti saya, merasakan benar-benar pahitnya dunia bisnis nyata. Butuh waktu yang lama untuk mengembalikan semuanya. Tidak hanya uang, tapi juga mental dan kepercayaan…
(sumber gambar : rmagz.blogspot.com)